Apa itu Variable Cost?
Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang naik-turun tergantung seberapa banyak kamu jualan. Semakin rame kamu jualan, makin besar biaya variabelnya.
Contoh Kasus:
Misalnya kamu punya warung ayam geprek. Untuk bikin 1 porsi ayam geprek lengkap, kamu butuh:
- Ayam Rp10.000
- Nasi Rp3.000
- Sambal & lalapan Rp2.000
- Kemasan take-away Rp2.000
Total variable cost per porsi = Rp17.000.
Kalau hari ini kamu jual 100 porsi → biaya variabelnya Rp1.700.000.
Kalau besok cuma laku 20 porsi → biaya variabelnya cuma Rp340.000.
Pain Point Pebisnis
“Stok bahan baku banyak yang basi. Belanja udah mahal, tapi makanan gak laku.”
Ini sering terjadi karena belum bisa memprediksi atau mengontrol variable cost. Kadang, kamu terlalu semangat belanja stok karena takut kehabisan bahan, padahal penjualannya gak sesuai harapan.
Solusi Buat Kamu
- Hitung HPP (Harga Pokok Produksi) per item: Supaya kamu tahu margin bersih per porsi.
- Gunakan data penjualan buat prediksi belanja: Kalau kamu pakai POS seperti Opaper, kamu bisa lihat tren harian dan tahu kapan rame atau sepi.
- Beli bahan baku yang cepat rotasi dan tahan lama: Jangan semua langsung stok banyak, apalagi bahan segar.
Insight:
Variable cost itu fleksibel, tapi justru karena fleksibel, kamu harus lebih disiplin dalam ngatur dan kontrolnya. Kalau nggak, margin bisa tipis bahkan hilang.